1.a. Proyeksi bumiawi titik potong dari garis yang
menghubungkan titik tengah bumi dan titik tengah benda angkasa deangan
permukaan bumi.
P= pusat bumi
KU = kutub utara angakasa
KI = khatulistiwa angkasa
GR = meridian greenwitch
BA = Benda angka
PB = Proyeksi bumiawi
KU =Kutub utara
bumi
KI = Khatulistiwa bumi
Gr =Greenwitch
b.-Lengkung tinggi ialah ganbaran jajar tinggi pada lintang bertumbuh
-Jajar tinggi ialah tempat kedudukan semua penilik
dibumi dimana pada saat yang sama , dari benda yang sama dan mendapatkan tinggi
sejati yang sama , atau sebuah lingkaran dibumi dengan proyeksi bumiawi sebagai
titik pusatnya dan jarak puncak sejati (n=90°-ts) sebagai jari-jarinya.
- Garis tinggi ialah garis lurus dipeta yang
berjalan melalui titk yang dihitung tegak lurus arah azimuth dan yang dapat
menggantikan sebagian lengkung tinggi
2.a Dik: z= 15° u,
Ts=50°, GHA =100° z=l
= 15° U
GHA= Bujur = 100 B
n = 90-50°
= 40
Titik
paling utara=15° U+40° = 55° U
Selatan=5°
U-40 = 25° S
Barat=100°
B+40° =140° B
Timur=100°
B-40° = 60° B
b. Bentuk
lengkung tinggi = Elleps
karena z <
ts atau
z + n < 90
15<50 15+40<90
c. Gambar bentuk lengkung tinggi
3. Bentuk-bentuk lengkung tinggi
a.Lengkung tinggi berbentuk ellips
jika
kutub yg senama berada diluar jajar
tinggi atau z<ts atau z+n<90
b.Lengkung tinggi berbentuk parabola
terbuka jika kutub yg senama berada pd
jajar
tinggi
z=ts
atau z+n=90
c.Lengkung tinggi berbentuk lengkung
terbuka jika kutub yang senama berada
didalam jajar tinggi
z>ts atau z+n>90
d.Lengkung tinggi berbentuk lingkaran
besar
jika proyeksi bumiawi berada
pada
khatulistiwa
z=0
dimana ts=90
e.Lengkung tinggi berbentuk garis lurus
jika
proyeksi bumiawi berada pd kutub
dan z
= 90
4.a.Dik: Ts = 88°, GHA = 260°, zwl = 50° U
Z
= L = 50° U
GHA
= bujur = 260° = 100° T
n
= 90° – 88° = 2°
titik
paling Utara = 50° U + 2° = 52° U
Selatan = 50° U – 2° = 48° U
Barat
= 100° T – 2° = 98° T
Timur
= 100° + 2° = 102° T
b. Bentuk lengkung tinggi = Ellips
karena z < ts
atau Z + n < 90°
50°
< 88° 50° + 2° < 90°
5.a. Rumus tinggi hitung perhubungan dengan
segitiga paralaks.
Sin Th = Cos (L + Z) – Cos L .Cos Z
.Sinv P
Bila lintang dan zawal senama maka (-) = (L-Z)
Bila lintang dan zawal tak senama maka (+) = (L+Z)
b. Guna garis tinggi tunggal:
- Sebagai tempat kedudukan kapal (LOP).
- Memeriksa pergeseran kapal pada haluan.
- Memeriksa kecepatan kapal.
- Mengikuti garis merkah (leading lines).
- Menentukan posisi kapal dengan kombinasi peruman.
- Menentukan posisi kapal dengan kombinasi baringan benda darat.
- Menentukan haluan untuk menghindari bahaya.
6.a. Dengan beranggapan bahwa sebuah garis tinggi
merupakan sebagian daripada lengkung tinggi yang menjadi LOP kapal, kita telah
melakukan beberapa kesalahan yaitu:
- Garis Pb-Td : seharusnya berupa lingkaran besar akan tetapi dilukis
sebagai garis lurus.
- Azimuth : seharusnya dilukis dari titik tinggi akan tetapi dilukis dan
diperhitungkan dari tempat duga (td).
- Garis tinggi : seharusnya berbentuk sesuai lengkung tinggi tetapi
dilukis sebagai garis lurus pada peta mencator.
b. Tiga keadaan letak titik tinggi terhadap tempat
duga :
1.
tempat duga terletak diluar jajar tinggi
bila
Ts-Th > 0 atau Ts>Th→ P =(+)
arah GH (P) searah dengan arah
azimuth BA.
G = tempat duga H = jajar genjang
KU = kutub Utara
P = selisih tinggi S = benda angkasa
2.
tempat duga terletak didalam jajar tinggi
bila Ts-Th < 0 atau ts < th
→ P = (+)
arah GH (P) berlawanan dengan
arah azimuth BA.
3.
tempat duga terletak pada jajar tinggi
bila ts = th atau ts-th = 0 → P =
0
1. Kapal berlayar dengan HS = 070° melakukan
penilikan BA SBB.
BA GMT Ts
Antares 05.18 25-15,7
AVIOR 05.24 27-20,5
VEGA 05.30 28-18,3
Th T
25-13,5 U
30 B
27-22,1 U
25 T
28-20,3 U
80 T
Posisi duga = 17.15.5 U / 110.10.5 T dan kecepatan
5 knots.
Jawab:
Jarak I-III = 12
—— x 15 = 3’
60
II-III = 6
—— x 15 = 1,5’
60
P Anteres = 25-15,7 – 25-13,5 = +2,2’
P Avior =
27-20,5 – 27-221 = - 1,6’
P Vega =
28-18,3 – 28-20.3 = - 2,00
Td = 17-15,5 U / 110-10,5 T
AL/AB =
Posisi kapal =
2.a. Cara mendapatkan azimuth benda angkasa:
- dengan perhitungan trigonometri segitiga bola
- dengan pertolongan daftar azimuth
- dengan pertolongan diagram azimuth
b. rumus azimuth tanpa tinggi → Co TG T =
TGZ TG
L
—— – ——— . cos L
Sin P
TG P
Rumus azimuth tanpa lintang → Sin T = Cos Z . sin
P . sec t
Rumus azimuth tanpa sudut jam → Sinv T = Cos (L-t)
+ sin Z
———————
cos L . cos t
c. Cara penggunaan daftar XI dan XII untuk
menentukan azimuth BA. Daftar XI dan XII dikenal sebagai daftar ABC.
Dari daftar XI : Dengan argument P dan L kita
mendapat nilai A.
Dengan argument P dan Z kita mendapat nilai B.
P = 0°-180° (
L = 0°-72°
Z = 0°-73° juga 74,5°-77°-78°
Jika nilai A dan B sudah didapat maka kedua
bilangan terseut harus ditambah atau dikurang untuk mendapatkan nilai C.
Dibawah dari daftar XI A tercantum peraturan :
- L dan Z senama, P < 90°
Ambil A-B maka T tumpul
B-A maka T lancip
- L dan Z senama, P > 90°
Ambil A + B maka T lancip
- L dan Z tidak senama
Ambil A + B maka T tumpul
Dari daftar XII : Dengan argument nilai C dan
lintang kita mendapatkan nilai T (azimuth). Bila lancip lihat keterangan di
sebelah atas. Bila tumpul lihat keterangan di sebelah bawah.
3.a Keadaan istimewa azimuth itu terjadi?
Jika T = 0° → benda angkasa berembang atas
diderajah dimana kutub angkasa berada.
Benda angkasa berembang bawah di atas cakrawala
kutub angkasa berada.
T = 90° → benda angkasa berada di lingkaran
vertical.
T = 180° → benda angkasa berembang atas diderajah
dimana khatulistiwa angkasa berada.
T = 60° → benda angkasa berada di zenith penilik
dimana L dan Z sama dan senama pada saat itu azimuth benda angkasa dapat
dibaring pada segala arah.
b. Apabila penilikan lintang tengah hari terjadi
lintang duga dan zawal benda angkasa sama dan senama, yang didapati pada saat
penilikan: matahari berada pada zenith penilik yang tingginya ± 90° atau hampir
90°, sedang azimuthnya tak terhingga. Dengan menggunakan sextan mahari dapat
terlihat di segala arah.
Cara menentukan posisi kapal saat itu:
- Dilakukan observasi 3x sebelum dan 3x sesudah waktu merpass oleh
beberapa mualim dengan interval waktu yang sama.
- Catat waktu dan TU nya untuk mendapatkan GHA matahari, zawal dan Ts
matahari.
- Lukis zawal matahari sebagai lintang proyeksi bumiawi di peta.
- Lukis posisi bujur dari G observasi tersebut dengan data GHA matahari dari masing penilik.
- Jangkakan dari G titik posisi (GHA matahari) menjadi titik pusat
lingkaran dengan jari-jari sebesar 90°-ts
- Perpotongan keenam lingkaran adalah posisi merpass dimana akan didapat
2 titik potong dan keenam lingkaran tersebut dan posisi merpass adalah pada
titik potong yang paling dekat dengan posisi duga.
—————————————— zwl=lntg
4. tanggal 11 sept xxxx jam 20.15 / T posisi duga
= 21-21,04 / 110-37,0 B PPW = 10-08-02 duduk tgl 10 sept jam 00.00.00 = GMT +
5-33-31 langkah harian + 4 detik. TU bintang polaris = 21-26 tinggi mata 16
meter salah indek = +2,0 BP = 348° haluan = 168 HPk = 170 variasi 15°.
a)
Lintang sejati kapal berada
b)
Deviasi masing-masing pedoman
Jawab: almanac 2002
a)
a = 00.00 10 sept → 10.08.42 11 sept = 34 jam.
Lalu = a
—— x langkah
24
= 34
—— x 4"
24
= 5,67 = 6"
WK = 20.15 ZT 11/9
∆ Z = 07.00
__________________+
GMT = 03.15 12/9
PPW = 10.08.42
DDK = 5.33.31
___________________+
GMT dkt = 15.42.13
Lalu =
0. 0 .06
___________________+
GMT sjt = 15.42.19
03.42.19 12/9
GHA γ = 35-57,0
INCR = 10-36,5
Bujur = 110-37,0 B
___________________+
LHA γ = 295-56,5
TU* = 21-26
KI = (+)2,0
TM = (-) 9,6
_______________+
TS* = 21-18,4
a° =
1-08,6
a1
= 0,4
a2 = 0,9
-1
_______________+
LT sjt = 21-28,3’
b)
T = 0,7° =001°
BS = 001°
BP = 348°
_________
S =
13
V =
15
_________-
DPS = -2°
HPS = 168°
___________+
HM = 166°
HOK = 170
____________-
DPK = -4°
5. Bintang-bintang yang berembang pada saat jaga
larut malam pada tanggal 10 Maret xxxx posisi duga 23-10,5 U / 084-17,0 T.
jawab: almanac 2002
jg lrt mlm jam 00.00.0 sampai 04.00.0 10/3
zone time
06.00.0 06.00.00
________- _________-
wkt GMT
18.00.00 22.00.0 9/3
GHA γ = 77-15,0 137-24,8
Bujur =
084-17,0 084-17,0
_________+ __________+
LHA γ = 161-32,0 221-41,8
360
360
__________ __________
SHA* yang =
198-28,0 s/d 138-18,2
Berembang.
Bintang-bintang yang berimbang mempunyai SHA dari 198°-28,0’ s/d 138°-18,2’
No
|
Nama bintang
|
SHA*
|
27
|
DUBHE
|
194
|
28
|
DENEBOLA
|
183
|
29
|
GIENAH
|
176
|
30
|
ACRUX
|
173
|
31
|
GACRUX
|
172
|
32
|
ALIOTH
|
166
|
33
|
SPICA
|
159
|
34
|
ALKAID
|
153
|
35
|
HADAR
|
149
|
36
|
MENKENT
|
148
|
37
|
ARCTURUS
|
146
|
38
|
RIGIL KENTAURUS
|
140
|
6. Di kota Q bintang circumpolair M berkulminasi
atas dengan tinggi 65° dan azimuth 180° serta berkulminasi bawah dengan tinggi
10° azimuth 180°.
a)
Lukis kedudukan bola langit untuk kota Q
ETQBE = equator langit
H = titik kulminasi atas bintang
M
L = titik kulmiasi bawah bintang
M
Busur meridian ∩ UH = 75°
Busur meridian ∩ UL = 10°
Lingk MHLM = lintasan
Harian bintang M
b)
Lintang kota Q
Busur meridian KLU-L = 90 – (25 =
10)
—————–
2
= 90° – 35
———–
2
= 27,5°
KLU kota Q = 27,5° + 10° = 37,5°
Lintang kota Q = 37,5°
MINTA GAMBARNYA BRO
ReplyDeleteminta gambarnya bang
ReplyDelete