Friday, 14 August 2015

Soal UKP ANT III Astronomi

1.a. Proyeksi bumiawi titik potong dari garis yang menghubungkan titik tengah bumi dan titik tengah benda angkasa deangan permukaan bumi.









P= pusat bumi
KU = kutub utara angakasa
KI = khatulistiwa angkasa
GR = meridian greenwitch
BA = Benda angka
PB = Proyeksi bumiawi
KU =Kutub utara  bumi
KI = Khatulistiwa bumi
Gr =Greenwitch

  b.-Lengkung tinggi ialah ganbaran jajar tinggi pada lintang bertumbuh
-Jajar tinggi ialah tempat kedudukan semua penilik dibumi dimana pada saat yang sama , dari benda yang sama dan mendapatkan tinggi sejati yang sama , atau sebuah lingkaran dibumi dengan proyeksi bumiawi sebagai titik pusatnya dan jarak puncak sejati (n=90°-ts) sebagai jari-jarinya.

- Garis tinggi ialah garis lurus dipeta yang berjalan melalui titk yang dihitung tegak lurus arah azimuth dan yang dapat menggantikan sebagian lengkung tinggi

2.a Dik: z= 15° u,  Ts=50°, GHA =100°              z=l = 15° U
              GHA= Bujur = 100 B
              n = 90-50°
                = 40
       Titik paling utara=15° U+40° = 55° U
                        Selatan=5° U-40 = 25° S
                        Barat=100° B+40° =140° B
                        Timur=100° B-40° = 60° B

 b. Bentuk lengkung tinggi = Elleps
karena  z < ts  atau  z + n < 90
            15<50       15+40<90

c. Gambar bentuk lengkung tinggi







3. Bentuk-bentuk lengkung tinggi
    a.Lengkung tinggi berbentuk ellips
       jika kutub yg senama berada diluar jajar   
       tinggi atau z<ts atau z+n<90
    b.Lengkung tinggi berbentuk parabola
       terbuka jika kutub yg senama berada pd
       jajar tinggi
       z=ts atau  z+n=90
    c.Lengkung tinggi berbentuk lengkung
       terbuka jika kutub yang senama berada
       didalam jajar tinggi
       z>ts atau  z+n>90
    d.Lengkung tinggi berbentuk lingkaran
       besar jika proyeksi bumiawi berada
       pada khatulistiwa
       z=0 dimana ts=90
    e.Lengkung tinggi berbentuk garis lurus
       jika proyeksi bumiawi berada pd kutub
       dan z = 90


4.a.Dik: Ts = 88°, GHA = 260°, zwl = 50° U
            Z = L = 50° U
            GHA = bujur = 260° = 100° T
            n = 90° – 88° = 2°
       titik paling Utara = 50° U + 2° = 52° U
                      Selatan = 50° U – 2° = 48° U
                        Barat = 100° T – 2° = 98° T
                        Timur = 100° + 2° = 102° T

b. Bentuk lengkung tinggi = Ellips
karena z < ts   atau   Z + n < 90°
           50° < 88°    50° + 2° < 90°

5.a. Rumus tinggi hitung perhubungan dengan segitiga paralaks.
Sin Th = Cos (L + Z) – Cos L .Cos Z .Sinv P
Bila lintang dan zawal senama maka (-) = (L-Z)
Bila lintang dan zawal tak senama maka (+) = (L+Z)

b. Guna garis tinggi tunggal:
  • Sebagai tempat kedudukan kapal (LOP).
  • Memeriksa pergeseran kapal pada haluan.
  • Memeriksa kecepatan kapal.
  • Mengikuti garis merkah (leading lines).
  • Menentukan posisi kapal dengan kombinasi peruman.
  • Menentukan posisi kapal dengan kombinasi baringan benda darat.
  • Menentukan haluan untuk menghindari bahaya.

6.a. Dengan beranggapan bahwa sebuah garis tinggi merupakan sebagian daripada lengkung tinggi yang menjadi LOP kapal, kita telah melakukan beberapa kesalahan yaitu:
  • Garis Pb-Td : seharusnya berupa lingkaran besar akan tetapi dilukis sebagai garis lurus.
  • Azimuth : seharusnya dilukis dari titik tinggi akan tetapi dilukis dan diperhitungkan dari tempat duga (td).
  • Garis tinggi : seharusnya berbentuk sesuai lengkung tinggi tetapi dilukis sebagai garis lurus pada peta mencator.

b. Tiga keadaan letak titik tinggi terhadap tempat duga :
1.      tempat duga terletak diluar jajar tinggi






      bila Ts-Th > 0 atau Ts>Th→ P =(+)
arah GH (P) searah dengan arah azimuth BA.
G = tempat duga    H = jajar genjang
KU = kutub Utara             
P = selisih tinggi     S = benda angkasa



2.      tempat duga terletak didalam jajar tinggi







bila Ts-Th < 0 atau ts < th → P = (+)
arah GH (P) berlawanan dengan arah azimuth BA.
3.      tempat duga terletak pada jajar tinggi
bila ts = th atau ts-th = 0 → P = 0








1. Kapal berlayar dengan HS = 070° melakukan penilikan BA SBB.
BA                   GMT               Ts
Antares                        05.18               25-15,7
AVIOR                        05.24               27-20,5
VEGA              05.30               28-18,3

Th                    T
25-13,5                        U 30 B
27-22,1                        U 25 T
28-20,3                        U 80 T

Posisi duga = 17.15.5 U / 110.10.5 T dan kecepatan 5 knots.
Jawab:
Jarak I-III = 12
                   —— x 15 = 3’
                      60
          II-III = 6
                   —— x 15 = 1,5’
                       60
P Anteres     = 25-15,7 – 25-13,5 = +2,2’
P Avior                    = 27-20,5 – 27-221 = - 1,6’
P Vega         = 28-18,3 – 28-20.3 = - 2,00












Td = 17-15,5 U / 110-10,5 T
AL/AB =
Posisi kapal =

2.a. Cara mendapatkan azimuth benda angkasa:
  • dengan perhitungan trigonometri segitiga bola
  • dengan pertolongan daftar azimuth
  • dengan pertolongan diagram azimuth

b. rumus azimuth tanpa tinggi → Co TG T =

TGZ      TG L
—— – ——— . cos L
Sin P       TG P

Rumus azimuth tanpa lintang → Sin T = Cos Z . sin P . sec t

Rumus azimuth tanpa sudut jam → Sinv T = Cos (L-t) + sin Z
———————
cos L . cos t

c. Cara penggunaan daftar XI dan XII untuk menentukan azimuth BA. Daftar XI dan XII dikenal sebagai daftar ABC.
Dari daftar XI : Dengan argument P dan L kita mendapat nilai A.
Dengan argument P dan Z kita mendapat nilai B.
P = 0°-180° (
L = 0°-72°
Z = 0°-73° juga 74,5°-77°-78°
Jika nilai A dan B sudah didapat maka kedua bilangan terseut harus ditambah atau dikurang untuk mendapatkan nilai C.
Dibawah dari daftar XI A tercantum peraturan :
  • L dan Z senama, P < 90°
Ambil A-B maka T tumpul
           B-A maka T lancip
  • L dan Z senama, P > 90°
Ambil A + B maka T lancip
  • L dan Z tidak senama
Ambil A + B maka T tumpul
Dari daftar XII : Dengan argument nilai C dan lintang kita mendapatkan nilai T (azimuth). Bila lancip lihat keterangan di sebelah atas. Bila tumpul lihat keterangan di sebelah bawah.

3.a Keadaan istimewa azimuth itu terjadi?
Jika T = 0° → benda angkasa berembang atas diderajah dimana kutub angkasa berada.
Benda angkasa berembang bawah di atas cakrawala kutub angkasa berada.
T = 90° → benda angkasa berada di lingkaran vertical.
T = 180° → benda angkasa berembang atas diderajah dimana khatulistiwa angkasa berada.
T = 60° → benda angkasa berada di zenith penilik dimana L dan Z sama dan senama pada saat itu azimuth benda angkasa dapat dibaring pada segala arah.
b. Apabila penilikan lintang tengah hari terjadi lintang duga dan zawal benda angkasa sama dan senama, yang didapati pada saat penilikan: matahari berada pada zenith penilik yang tingginya ± 90° atau hampir 90°, sedang azimuthnya tak terhingga. Dengan menggunakan sextan mahari dapat terlihat di segala arah.
Cara menentukan posisi kapal saat itu:
  • Dilakukan observasi 3x sebelum dan 3x sesudah waktu merpass oleh beberapa mualim dengan interval waktu yang sama.
  • Catat waktu dan TU nya untuk mendapatkan GHA matahari, zawal dan Ts matahari.
  • Lukis zawal matahari sebagai lintang proyeksi bumiawi di peta.
  • Lukis posisi bujur dari G observasi tersebut dengan data  GHA matahari dari masing penilik.
  • Jangkakan dari G titik posisi (GHA matahari) menjadi titik pusat lingkaran dengan jari-jari sebesar 90°-ts
  • Perpotongan keenam lingkaran adalah posisi merpass dimana akan didapat 2 titik potong dan keenam lingkaran tersebut dan posisi merpass adalah pada titik potong yang paling dekat dengan posisi duga.

—————————————— zwl=lntg


4. tanggal 11 sept xxxx jam 20.15 / T posisi duga = 21-21,04 / 110-37,0 B PPW = 10-08-02 duduk tgl 10 sept jam 00.00.00 = GMT + 5-33-31 langkah harian + 4 detik. TU bintang polaris = 21-26 tinggi mata 16 meter salah indek = +2,0 BP = 348° haluan = 168 HPk = 170 variasi 15°.
a)      Lintang sejati kapal berada
b)      Deviasi masing-masing pedoman
Jawab: almanac 2002
a)      a = 00.00 10 sept → 10.08.42 11 sept = 34 jam.
Lalu = a
          —— x langkah
            24
        = 34
          —— x 4"
            24
        = 5,67 = 6"
WK = 20.15 ZT  11/9
∆ Z  = 07.00
__________________+
GMT = 03.15    12/9
PPW = 10.08.42
DDK =  5.33.31
___________________+
GMT dkt = 15.42.13
Lalu        =   0. 0 .06
___________________+
GMT sjt  = 15.42.19
                   03.42.19  12/9

GHA γ = 35-57,0
INCR   = 10-36,5
Bujur   = 110-37,0 B
___________________+
LHA γ = 295-56,5

TU*  = 21-26
KI     = (+)2,0
TM    = (-) 9,6
_______________+
TS*   = 21-18,4
a°      =   1-08,6
a1      =        0,4
a2      =       0,9
                  -1
_______________+
LT sjt = 21-28,3’

b)      T = 0,7° =001°
BS = 001°
BP = 348°
_________
S    = 13
V   = 15
_________-
DPS = -2°
HPS = 168°
___________+

HM = 166°
HOK = 170
____________-
DPK = -4°

5. Bintang-bintang yang berembang pada saat jaga larut malam pada tanggal 10 Maret xxxx posisi duga 23-10,5 U / 084-17,0 T.
jawab: almanac 2002
jg lrt mlm jam 00.00.0 sampai 04.00.0  10/3
zone time        06.00.0           06.00.00
                     ________-         _________-
wkt GMT       18.00.00                       22.00.0 9/3

GHA γ = 77-15,0             137-24,8
Bujur   = 084-17,0            084-17,0
              _________+         __________+
LHA γ = 161-32,0            221-41,8
360                                           360
__________           __________
SHA*  yang = 198-28,0     s/d     138-18,2
Berembang.
Bintang-bintang yang berimbang mempunyai SHA   dari 198°-28,0’ s/d 138°-18,2’
No
Nama bintang
SHA*
27
DUBHE
194
28
DENEBOLA
183
29
GIENAH
176
30
ACRUX
173
31
GACRUX
172
32
ALIOTH
166
33
SPICA
159
34
ALKAID
153
35
HADAR
149
36
MENKENT
148
37
ARCTURUS
146
38
RIGIL KENTAURUS
140

6. Di kota Q bintang circumpolair M berkulminasi atas dengan tinggi 65° dan azimuth 180° serta berkulminasi bawah dengan tinggi 10° azimuth 180°.
a)      Lukis kedudukan bola langit untuk kota Q







ETQBE = equator langit
H = titik kulminasi atas bintang M
L = titik kulmiasi bawah bintang M
Busur meridian ∩ UH = 75°
Busur meridian ∩ UL = 10°
Lingk  MHLM = lintasan
           Harian bintang M
b)      Lintang kota Q
Busur meridian KLU-L = 90 – (25 = 10)
                                       —————–
                                                 2
                                    = 90° – 35
                                      ———–
                                          2
                                    = 27,5°
KLU kota Q = 27,5° + 10° = 37,5°
Lintang kota Q = 37,5°


2 comments: