LEMBAR. I
Z Tata koordinat
Horizon



Angkasa
menggunakan bidang Horizontal sebagai bidang Dasarnya
Unsur dalam Tata koordinat Horizon yaitu:










Titik N = Titik Nadir Titik
S = Titik selatan
N ∩ Z – N = Sebagian lingkaran
Benda Angkasa
* P = Posisi bintang P ∩ P – R = Tinggi Benda angkasa.
titik R = Titik Proyeksi B.a di horizon.
∩ SBUTS = Lingkaran Horizon
∩ SZUNS = Lingkaran Meridian Benda Angkasa
#
Tinggi Bintang (*) atau Benda Angkasa dihitung dari posisi bintang tersebut
sampai ke Horizon mengikuti-
lingkaran
Vertikal daripada Bintang yang bersangkutan.
# Azimuth
Bintang atau Benda Angkasa dihitung mengikuti lingkaran horizon mulai dari
titik utara atau
Selatan dalam
arah Clockwise sampai pada titik proyeksi bintang tersebut
1.B Cara
menentukan tinggi suatu bintang dan azimuth suatu bintang pd tata koordinat
horizon :
-
Tinggi dari pada sebuah bintang dihitung mengikuti lingkaran vertical
dari pada bintang yang bersang -
kutan,mulai dari horizon sampai
pada bintang tersebut.
-
Azimuth
dari pada sebuah bintang dihitung mengikuti
lingkaran horizon mulai dari titik selatan,dalam
Arah clockwise,sampai pd ttk
proyeksi dihorizon daripada bintang tersebut.















b.a yg
sebenarnya. Kerterangan gambar


3 4
1. lengkung sinar astronomi

2
2. Penundukan tepi langit maya
(
PTLM (-)
3. Parallak dalam tinggi nilai
Tepi
langit maya
nilainya (+)
4. ½ garis tinggi matahari dan
Tepi langit sejati atau bulan +/-
a) pada pengukuran tepi
bawah
Pusat
matahari dan bulan ½ gt di
Tambah
(+)
b) pada pengukuran tepi atas
matahari
dan bulan ½
gt
di kurang (- )
c) pengukuran bintang dan
planet
½ gt di abaikan.
2.b. Yang di
maksud dengan paralax tinggi adalah sudut yang menggambarkan jari- jari bumi di
tempat
penilik, yang terlihat dari benda
angkasa yang benda angkasa yang berada di atas cakrawala
setempat ( tinggi benda
angkasa > 0° )






Pt = Po . Cos. Ti atau Pt = 8”, 80 Cos. t
![]() |
![]() |
c). Dalam perbaikan tinggi ukur matahari di
tuliskan koreksi ½ gt , karena kita melakukan penilikan
matahari bukan dari titik
pusat matahari , melainkan dari posisi tepi atas atau bawah
dari matahari tersebut .
Jadi masih perlu di koreksi
dengan menambahkan (+) jika pengambilan
tinggi ukur
Matahari tepi bawah.
Dan Mengurangkannya (-)
jika pengambilan tinggi ukur matahari tepi atas.
3 A). 3 keadaan
sehubungan dengan letak titik tinggi terhadap tempat duga
- Tempat duga terletak diluar
jajar tinggi.

P Arah GH searah dengan
Azimuth benda angkasa
GS > HS

Tinggi sejati > Tinggio hitung
, maka
TS – TH
= P (+) (P = Beda tinggi + )

-
Tempat
duga terletak didalam jajar tinggi
P arah
GH Berlawanan dengan arah azimuth benda angkasa

TS <TH,maka TS – TH = p ( - ) Negatip


-
Tempat Duga berhimpit dengan jajar tinggi



GS – HS = 0
TS = TH
TS =TH = 0 p = 0
G=H
S
3.B. Diketahui
posisi duga kapal : 12° 10’ U / 112° 15’ T mengadakan pengamatan 3 bintang
dengan hasil :
* Capella 02. 28 GMT Azimuth
U 205° T p: (+ )3'
* Elnath 02. 30 GMT Azimuth
S 030° T p: (+)2'
* Avior 02. 33 GMT Azimuth
U 110° T p: (-) 2'
Haluan sejati kapal = 040º kecepatan kapal
=10 knot
Tentukan posisi kapal pada penilikan ke
tiga ?



Sel Bar II – Sel Bar III =


60’ Agt 3

P
(-) 2’









Δ Li = 4,6’
Agt 2
![]() |

P(+)3’ 0,5’ *Avior 110º
P(+)2’
![]() |
Agt 2’ Kapal
![]() |

Agt 3
12º

TD = 12º 10’ U – 112º
15’ T
Δli = 4,6’S
- Δ bu 4,3’ B
Pos kpl = 12º 05,4’U- 112º 10,7’T
4.A.
Langkah-langkah yang dilakukan apabila saat penilikan matahari terjadi keadaan
khusus dimana lintang
dan zawal senama :
-
Untuk
mencari LTH yang tepat perlu dilakukan beberapa kali observasi (3x) sebelum dan
(3x) sesudah
MERR-PASS oleh beberapa mualim.
-
Setelah
dilakukan observasi-observasi tersebut harus dilakukan langkah –langkah sbb :
·
Catat
waktu dan tinggi ukurnya untuk mendapatkan GHA O ,zawal dan ts O
·
Lukis
zawal matahari sebagai lintang proyeksi bumiawi di peta.
·
Lukis
posisi bujur dari ke-6 observasi tersebut.dengan data GHA O
dari tiap-tiap penilikan.
·
Jangkakan
dari 6 titik posisi (GHA O) menjadi titik pusat lingkaran dengan jari- jari =
90°-ts.
·
Perpotongan ke-6 lingkaran adalah posisi MERR-PASS dimana akan didapat 2
titik potong yang paling dekat dengan posisi duga kapal.









Zawal

4.b.
Bintang-bintang yang berembang pada saat jaga larut malam tanggal
03-Desember pada posisi bujur
penilik
=084 17’,0 T waktu dikapal GMT + 6 jam:

Zone Time = 06.00 06.00
GMT = 18.00 22.00 02/12
GHA ﻻ
(Aries) = 341° 35,3’ 41° 45,1’
Bujur penilik = 084° 17,0’ 084° 17,0’
LHAﻻ (Aries) = 65° 52,3’ 126° 02,1’
LHA
* = 360° 360°
LHA ﻻ (Aries) =
065° 52,3’(-)
126° 02,1’(-)

Dari tabel SELECTED STAR di Almanak Nautika
berdasarkan perhitungan bintang-bintang yang
Mempunyai SHA* antara 29°4 07,7’ s/d 233°
57,9’ adalah bintang ALDEBARAN(10)
s/d AVIOR(22)
5.A Yang dimaksud
dengan :
-
Lingkaran
Deklinasi adalah setiap lingkaran besar yang mengandung sumbu langit
-
sebagai
garis tengahnya.atau berkedudukan tegak lurus
terhadap garis Equator Langit.
-
Lengkung
Tinggi adalah Gambaran jajar tinggi pada peta lintang bertumbuh.
-
Titik
Tinggi adalah Titik potong (yang terdekat dengan tempat duga) anara jajar
tinggi dengan
lingkaran besar yang melalui tempat duga dan proyeksi bumiawi b.a.
- Titik Lintang adalah Titik
potong (yang terdekat dengan tempat duga)antara jajar tinggi dengan Derajah
(Meridian)yang melalui tempat duga.
B).
Zone Time = 20.15 11/9 PPW = 10.08.42
Δ Zone = 07 +
Duduk = 05.33.31 +
GMT = 27.15 GMT
dekat = 03.42.13 12/9
= 03..15 12/9 Lalu 51 x (+) 4”” = (+) 08,5
24 GMT
sjt = 03.42.21,5 → 22” 12/9
GHAﻻ (Aries) = 36° 08,’1
Increment = 10° 37,’1
Bjr barat (-) = 110° 37,’0 Hal Pedoman = 168°
LHAﻻ (Aries) = 296° 8,’2 Sembir
Ped Std = 12,8° (-)
Hal.Sejati = 180,8°
T.U * = 21° 26’ Hal Ped Kem =
170° (-)
K.I = (-)
2,’0
Sembir Ped Kmd = 10,8°
KTM = (-)
9,’6 Variasi = 15° (-)
Tinggi Sjt * = 21° 14,’4 Deviasi
Ped Kmd = (-) 4,2° B
a.0 = 01° 07,’4
a 1
= 0,’4
a. 2 = 0,’9
(-) = 01° +
Lintang Polaris = 21° 23,’1

Bar.Pedoman = 348° (-)
Sembir Ped = 12,8°
Variasi = 15° (-)
Dev Ped Std = (-) 2,2 °
B
LEMBAR
ke II
1.a).Tata koordinat Ekliptika adalah penentuan posisi benda angkasa menggunakan
bidang ekliptika sebagai
bidang dasarnya.




Keu = Kutub ekliptika utara Kes =
Kutub ekliptika utara
V = sebuah bintang W = titik proyeksi bintang V
..
Ω ﻒ
E.γ.Q.Ω.E = Equator langit Klu-kls = sumbu langit









γ γ = Titik Aries Ω = Titik Libra
ξ W
ﻒ = Titik
Cancer ξ = Titik Capricornus
Kls kes
b). Gambar 3 daerah musim
@ .Daerah equatorial:






GHIJ =
Lintasan harian matahari tgl 21/12










D B i besar
sepanjang tahun,jangka waktu siang dan malam
Klu hampir
sama panjangnya. Sehingga yang terjadi didaerah
Equator adalah musim hujan dan musim kemarau.
J
F Q
N
@ daerah –daerah sedang






GHJI = Lintasan harian matahari tanggal 21/6


12 C
3 9







A T G Tanggal 21/12 ∩ ACD
matahari diatas Horizon
J
∩ DFA matahari dibawah Horizon,
Kls
Malam hari > siang Hari,belahan bumi utara mulai musim Dingin
Tanggal 21/3 ∩ TEB = ∩
BQT ,
Q Siang hari = Malam hari,belahan bumi
utara mulai musim Semi
Tanggal 21/9 ∩
TEB = ∩ BQT,
N
F Siang Hari = Malam
hari,belahan bumi utara mulai musim Gugur
@. Daerah-daerah Kutub
Z



21/9 A


B C SBUT = Horizon



Q
D – F = Lintasan harian matahari tanggal 21/12


12
F
kls N
2.a) Penundukan Tepi Langit Maya merupakan salah satu
unsur perbaikan Tinggi ukur benda angkasa karena,
adanya
lapisan atmosfir bumi yang tidak sama padatnya dari bawah keata,maka sinar yang
berjalan melalui
atmosfir
tadi akan dibiaskan sehingga jalannya tidak menurut garis lurus melainkan
sebuah lengkungan
dengan
demikian tepi langit yang terlihat atau tepi langit maya letaknya lebih tinggi
daripada tapi langit
sejatinya.
T









D A TA = Tepi Langit Maya
TB = Tepi Langit sejati
B t = Tinggi Mata
P = Pusat Bumi
Lengkung TD = Lengkungan sinar Bumiawi
P
b). Ketentuan
Mengenai Penundukan Tepi Langit Maya (PTLM)
-
Daftar
XVIII lajur pertama memberikan nilai PTLM,dimana nilai PTLM selalu bernilai
Negatif (-)
-
Nilai
PTLM kurang dapat dipercaya karena sering menyimpang dari nilai yang ada dalam
daftar yang dihitung dengan Rumus = 1,77 √ h. Hal ini disebabkan oleh Refraksi
bumiawi yang berubah-ubah.
-
Pada
saat diadakn penilikan hendaknya diukur juga suhu udara dan air laut.
-
Cara
yang terbaikadalah menentukan sendiri besarnya nilai PTLM dengan jalan
pengukuran tinggi matahari.
3.a). Data-data yang didapat pada Almanak nautika:
a. Setiap hari untuk tiap jam GMT (0 jam
– 23 jam) diberikan.
b. GHA an Zawal matahari dan Bulan
(Daylight Bodies).
c. GHA dan Zawal Venus, Mars,Jupiter,dan
Saturnus (Twilight Bodies).
d. GHA Aries (γ)
e. SHA dan Zawal dari 172 buah Bintang
(*) diberi pula nomor yang disebut SELECTED STAR pada lembar Harian.
3.b).
PPW = 00.00.00
2/1
Duduk
lama = (-)00.08.40
GMT
Dekat = 23.51.20
1/1
Lalu 71 x (+5”) = 15
24
GMT sejati =
23.51.35 1/1
No.4.a). 3 cara mencari Azimuth Benda Angkasa:
-
Dengan
perhitungan Trigonometri Segitiga bola.
-
Dengan
pertolongan Daftar azimuth.

Rumus Azimuth Tanpa Tinggi: Cotg
T = Sin.p – Tg.P x Cos L
b). Kesalahan-kesalahan dalam penentuan posisi kapal
dengan beranggapan bahwa sebuah garis tinggi merupakan sebagian dari lengkung
tinggi yang menjadi LOP sbb:
-
Garis
Pb – td seharusnya berupa lingkaran besar akan tetapi dilukis sebagai garis
lurus.
-
Azimuth
dilukis dan diperhitungkan dari Td sedangkan seharusnya dititik tinggi.
-
Garis
tinggi dilukis sebaai garis lurus sedangkan seharusnya berbentuk sesuai
lengkung tinggi pada peta Mercator.
No.5.a).Yang dimaksud dengan Proyeksi Bumiawi adalah:
Titik potong dari garis yang menghubungkan titik
pusat bumi dengan titik pusat benda angkasa di permukaan bumi.
Gambar Proyeksi bumiawi



Gr
= Greenwich Meridian





K.I = Khatulistiwa Angkasa


P.B
= Proyeksi Bumiawi
Zawal Lintang
B.A p.b


![]() |



Bujur p.b


GHA B.A
No.5.b).
Zone Time = 11.56 9/5 Jaga Larut malam = 00 –04
= 02.00
∆ Zone =
03.00 +
2
GMT = 14.56 10/5 ∆ Zone = bujur duga = 040° 29’
= 02.41,6 dibulatkan -
15 15 03.00
LHA = 650° 50,7’
P = 720° - 650° 50,7’
= 69° 9,3’ T
Log.Cos
L = 9,95925
Li = 24° 26’
U
Log
Cos.Z = 9,98490
Zaw = 15° 01.2’ U
Log
Sin.P = 9,80899 + Cos(l-Z) = 09° 24,8’
Log Term
II = 29,75314
Term I = 0,98653
Term II = 0,56642 Term II = 0,56642
-
Sin TH = 0,42011
TH = 24° 50,5’
T.U = 25° 31,0’ A
= 0,17
k.i = (-)
1,5’ B =
0,29
k.t.m =
(-) 8,7’ C =
0,12 (Lancip)
T.S = 25°
50,5’ T = U
084° T
T.H = 24°
50,5’ -
P = (+)
30,3

Agt.1
HS = 073°



K (kapal)
![]() |
![]() |
||

p (+) 30,3’
agt.1









![]() |
0 1 2
3 4 5
6 7 8
Lembar III
No.1 a).-Yang dimaksud dengan Planet dalam adalah
Planet yang orbitnya mengelilingi matahari dan berada
didalam
orbit bumi keliling matahari
yang termasuk planet dalam yaitu : Merkurius dan Venus
-Yang dimaksud dengan planet Luar adalah planet-planet yang orbitnya
mengelilingi matahari dan
berada diluar orbit bumi kelilingi matahari.
Yang termasuk planet luar adalah : Mars Jupiter,saturnus,Uranus,neptunus
Pluto.
b).
Yang dimaksud dengan titik Perigium adalah titik terdekat bumi dengan matahari (tangga 0l januari)
yang dimaksud dengan titik Abhelium adalah titik terjauh bumi dengan matahari (tanggal
01 juli).





No.2 a). 3
sistem tata koordinat yang diketahui:
@. Sistem Tata koordinat
Horizon
Z



Tata koordinat Horizon :
Tata
koordinat horizon adalah penentuan posisi bintang atau benda










R T 2. Azimuth
bintang
Titik Z = Titik
zenith Titik U = Titik utara
Titik N = Titik Nadir Titik
S = Titik selatan
N ∩ Z – N = Sebagian lingkaran Benda Angkasa
* P = Posisi bintang P ∩ P – R = Tinggi Benda angkasa.
titik R = Titik Proyeksi B.a di
horizon.
∩ SBUTS = Lingkaran Horizon
∩ SZUNS = Lingkaran Meridian Benda Angkasa.
# Tinggi
Bintang (*) atau Benda Angkasa dihitung dari posisi bintang tersebut sampai ke
Horizon mengikuti-
lingkaran Vertikal daripada Bintang yang bersangkutan.
# Azimuth
Bintang atau Benda Angkasa dihitung mengikuti lingkaran horizon mulai dari
titik utara atau
Selatan dalam arah Clockwise sampai pada titik proyeksi bintang
tersebut.
@. Sistem Tata Koordinat
Equator
KLU



Tata koordinat Equator :
Tata koordinat Equator adalah penentuan posisi bintang atau benda









W γ 2. ascentio Recta Bintang / b.a
Titik KLU = Kutub Langit Utara
Titik
KLS = Kutub Langit Selatan
KLS ∩ Klu- V –W- Kls =
Lingkaran deklinasi Bintang (*) V
∩ E-W-γ-Q-E = Equator Langit.
V = Posisi bintang (*) W =
Titik Proyeksi bintang di equator.
γ = Titik Aries ∩ γ Q-E –W =
Ascentio recta Bintang
- Deklinasi
Bintang adalah dihitung melalui Lingkaran Deklinasi daripada bintang tersebut
dari Equator
kearah utara
atau kearah Selatan sampai pada Bintang atau benda Angkasa tersebut
-
Ascentio
Recta sebuah bintang diukur melalui lingkaran Equator mulai dari titik Aries
(γ) dalam arah
Yang berlawanan (Anti Clockwise) dengan
Gerakan Harian Matahari sampai
pada titik Proyeksi bintang atau benda Angkasa tersebut di equator.
@.Tata koordinat Ekliptika adalah penentuan posisi benda
angkasa menggunakan bidang ekliptika sebagai
bidang dasarnya.




Keu =
Kutub ekliptika utara Kes = Kutub
ekliptika utara
V = sebuah bintang W = titik proyeksi bintang V
..
Ω ﻒ
E.γ.Q.Ω.E = Equator langit Klu-kls = sumbu langit









γ γ = Titik Aries Ω = Titik Libra
ξ W ﻒ = Titik
Cancer ξ = Titik Capricornus
∩ γ.ﻒ.Ω ξ W = Bujur Astronomis
Kls kes
Dua unsur dalam Tata koordinat Ekliptika yaitu:
1.Lintang Astronomis yang diukur mengikuti lingkaran
Lintang
astronomis dari Bintang tersebut mulai dari
Ekliptika sampai pada bintamng tersebut
2.
Bujur Astronomis yang diukur mengikuti lingkaran
Ekliptika mulai dari Titik Aries dalam arah yang sama
dengan arah peredaran tahunan matahari sampai pada titik
proyeksi di Ekliptika dari bintang yang besangkutan
No.2.b) SegiTiga Paralaks
Adalah
Segitiga Bola dilangit yang sudut-sudutnya
terdiri dari ;
-
Titik
Zenith (Z)
-
Titik
Kutub langit
-
Benda
Angkasa (Bintang) yang bersangkutan
Yang sisi-sisinya yaitu :
-
Busur Meridian.(90-L)
-
Busur Lingkaran Deklinasi Bintang Yang bersangkutan.(90-Z)
- Busur Lingkaran Vertikal bintang
yang bersangkutan.(90-ts)
Z












Busur Z – KLU = 90° - lintang penilik

Kegunaan Segitiga Paralak :

@. Untuk Menentukan tinggi lintang benda angkasa
B
E
KLS
N
NO.3 a).
Lengkung Sinar Astronomi merupakan salah satu unsur daripada koreksi T.U benda
Angkasa
Karena perjalanan sinar daripada benda angkasa yang datang ke mata


![]() |
|||
![]() |
|||






1).Besarnya Nilai LSA tergantung daripada tinggi
setempat maya,suhu udara,dan tekanan udara.
2).Daftar XIX
memberikan nilai LSA untuk rata2
Horison mata Penilik
suhu10° C dan
tekanan udara 1016 mb.


Yang harus dijabarkan apabila suhu dan
Tekanan
udara menyimpang dari keadaan rata2


3).koreksi
LSA sangat diperhitungkan terutama
jika tinggi b.a kecil ( <10° )
-
tinggi b.a = 90° nilai LSA = 0
- tinggi b.a = 0° nilai LSA =
(-) 36’
untuk itu harus dihindari melakukan observasi
benda Angkasa yg
tingginya <10°
No.4 a). Bentuk-bentuk Lengkung tinggi pada
peta lintang bertumbuh. (Gambar)
![]() |
![]() |
![]() |

90°



80° Δ
Δ 80°
P.b

.2

3
180°B
090°B
0°
090°T 180°T
1.Lengkung
tinggi berbentuk elips
Karena
kutub yang senama berada diluar jajar tinggi Z + N < 90º atau Z < T.s
. 2.Lengkung
tinggi berbentuk parabola terbuka
Terjadi
jika kutub yang senama terletak pada jajar tinggi atau Z + N = 90º
Dan Ts = Z . lingkaran bujur yang berbeda
90º dengan bujur Pb meyinggung jajar tinggi kutub
3 Berbentuk
lengkung terbuka yang memotong semua lingkaran bujur dan simetris terhadap
lingkaran
Bujur
yang melalui proyeksi bumiawi
Hal ini
terjadi jika kutub yang senama berada didalam jajar tinggi ( Z + N > 90º
atau Z > Ts. Karena
semua
derajah dipotong oleh jajar tinggi maka tidak terdapat titik paling timur /
barat
4. Lengkung
tinggi berbentuk lingkaran besar,
Terjadi
bila Z = 0 ( nol ) Pb terletak dikhatulistiwa dan N= 90º
5. Lengkung
tinggi ( jajar tinggi ) berbentuk garis lurus lintang
Apabila
Z = 90º, Pb berada dikutub dan jajar tinggi merupakan jajar dibumi.
No.4.b). Dik :
Zawal B.a = 10º U
Tinggi Sejati = 50º
GHA B.A = 000º
Dit : Tentukan titik Paling Utara-selatan-Barat dan timur (disertai
Gambar)
Jawab :
Sesuai
dengan : Proyeksi bumiawi,maka: Zawal B.A = Lintang p.b =10º U
GHA B.A = Bujur
pb. = 000º maka,
Jari-jari (N) = 90º - ts
= 90º - 50º = 40º
jadi = Titik paling utara =
10º U + 40º = 50º U
Titik Paling
Selatan = 10º U – 4º
= 30º S
Titik Paling Barat = 000º + 40º B = 40º B
Titik paling Timur = 000º
+ 40º T = 40º T














S
No. 5a).4
Faedah Garis tinggi tunggal antara lain:
-
Pemeriksaan
atas berpindahnya kapal kesamping garis haluan.
-
Pemeriksaan
pada perjalanan yang ditempuh.
-
Menghampiri
suatu Obyek (misalnya: Pulau,tanjung,Pelampung,dan lain-lain).
-
Menarik
Garis Haluan untuk menghindari Bahaya-bahaya Navigasi.
-
Kombinasi
dengan Peruman
-
Kombinasi
dengan Garis baringan.
5.b). WDK
= 06.00 02/1 Jaga Dini hari :
04- 08= 06.00
02/1
BDW =
02.55 + 2

Incr = 01° 20,2’
PPW = 08.49.50 BB(-) =
043° 45,5’
Duduk = (+) 00.15.30 + LHA γ = 194°35,5’
GMT Sejati
= 09.05.20 02/1
T.U = 51° 16,0’ T.S * Polaris = 51 06,5’
K.I = (-)
2,0’ @.0 = 1 41,2’
KTM =
(-) 7,5’ +
@.1 = 0,6
T.S *Pol=
51°06,5’
T =
359,6° Barat
T.S *
Polaris = 51° 06,5’ BS =
0,4
@.0 = 1° 41,2’ BP =
10° -
@.1 = 0,6 Sembir = 9,6
@.2 = 0,4’ Variasi = 12°
(-) = 01°
deviasi = (-)2,4°
→ (2,4° Barat)

TAMAT ALIAS THE END
LEMBAR UKP ke I
.Tata koordinat Ekliptika adalah penentuan posisi benda angkasa menggunakan
bidang ekliptika sebagai
bidang dasarnya.




Keu = Kutub ekliptika utara Kes =
Kutub ekliptika utara
V
= sebuah bintang
W = titik proyeksi
bintang V
..
Ω ﻒ
E.γ.Q.Ω.E = Equator langit Klu-kls = sumbu langit









γ γ = Titik Aries Ω = Titik Libra
ξ W ﻒ = Titik
Cancer ξ = Titik Capricornus
Kls kes
. Gambar 3 daerah musim
@ .Daerah equatorial:






GHIJ =
Lintasan harian matahari tgl 21/12










D B i besar
sepanjang tahun,jangka waktu siang dan malam
Klu
hampir sama panjangnya. Sehingga yang terjadi didaerah
Equator adalah musim hujan dan musim kemarau.
J
F Q
N
@ daerah –daerah sedang






GHJI = Lintasan harian matahari tanggal 21/6


12 C
3 9







A T G Tanggal 21/12 ∩ ACD
matahari diatas Horizon
J ∩ DFA matahari dibawah Horizon,
Kls
Malam hari > siang Hari,belahan bumi utara mulai musim Dingin
Tanggal 21/3 ∩ TEB = ∩
BQT ,
Q Siang hari = Malam
hari,belahan bumi utara mulai musim Semi
Tanggal 21/9 ∩
TEB = ∩ BQT,
N F Siang Hari = Malam
hari,belahan bumi utara mulai musim Gugur
@. Daerah-daerah Kutub
Z



21/9 A


B C SBUT = Horizon



Q
D – F = Lintasan harian matahari tanggal 21/12


12
F
kls N
Penundukan Tepi Langit Maya merupakan salah satu unsur perbaikan Tinggi ukur
benda angkasa karena,
adanya
lapisan atmosfir bumi yang tidak sama padatnya dari bawah keata,maka sinar yang
berjalan melalui
atmosfir
tadi akan dibiaskan sehingga jalannya tidak menurut garis lurus melainkan
sebuah lengkungan
dengan
demikian tepi langit yang terlihat atau tepi langit maya letaknya lebih tinggi
daripada tapi langit
sejatinya.
T









D A TA = Tepi Langit Maya
TB = Tepi Langit sejati
B
t = Tinggi Mata
P = Pusat Bumi
Lengkung TD = Lengkungan sinar Bumiawi
P
.
Ketentuan Mengenai Penundukan Tepi Langit Maya (PTLM)
-
Daftar
XVIII lajur pertama memberikan nilai PTLM,dimana nilai PTLM selalu bernilai
Negatif (-)
-
Nilai
PTLM kurang dapat dipercaya karena sering menyimpang dari nilai yang ada dalam
daftar yang dihitung dengan Rumus = 1,77 √ h. Hal ini disebabkan oleh Refraksi
bumiawi yang berubah-ubah.
-
Pada
saat diadakn penilikan hendaknya diukur juga suhu udara dan air laut.
-
Cara
yang terbaikadalah menentukan sendiri besarnya nilai PTLM dengan jalan
pengukuran tinggi matahari.
Data-data yang didapat
pada Almanak nautika:
- Setiap
hari untuk tiap jam GMT (0 jam – 23 jam) diberikan.
- GHA dan
Zawal matahari dan Bulan (Daylight Bodies).
- GHA dan
Zawal Venus, Mars,Jupiter,dan Saturnus (Twilight Bodies).
- GHA
Aries (γ)
- SHA dan
Zawal dari 172 buah Bintang (*)diberi pula nomor yang disebut
SELECTED
STAR pada lembar Harian.
|
ZT = 22.30
31/5
ZD = 05.00 +
GMT duga =
17.30 31/5
PPW = 07.23 31/5
Duduk = 02.10.10 +
Gmt dkt = 05.13.10
= 12 +
17.13.10 31/5
Lalu 120 x (-)2= 10” -
24
GMT sejati = 17.13.00 31/5
GHA γ = 144°.12,2
Incr = 3.15,5
Bjr Timur = 074° 25.4
SHA
* = 264°.03,3
+
LHA * = 485°.56,0
P = 125° 56,0
(Barat)
|
A
= 0,24
B =
1,60 +
C
= 1,84 (lancip)
T
= S30°B → 210°
BS = 210°.
Bp
std =
225° -
Sembir P.std = (-)15°.
Variasi = 18°.
B
Deviasi P.std = (-) 3°.→ (B)
HP std = 235°.
Sembir = -15°. +
HS = 220°.
HP kmd =
230°.
SembirP.kmd =(-)10°.
Variasi = 18° (B)
Deviasi p.Kmd = (-) 8°.→ B
|
3
cara mencari Azimuth Benda Angkasa:
-
Dengan
perhitungan Trigonometri Segitiga bola.
-
Dengan
pertolongan Daftar azimuth.

Rumus Azimuth Tanpa Tinggi: Cotg
T = Sin.p – Tg.P x Cos L
Kesalahan-kesalahan dalam penentuan posisi kapal
dengan beranggapan bahwa sebuah garis tinggi merupakan sebagian dari lengkung
tinggi yang menjadi LOP sbb:
-
Garis Pb – td seharusnya berupa lingkaran besar akan tetapi dilukis
sebagai garis lurus.
-
Azimuth dilukis dan diperhitungkan dari Td sedangkan seharusnya dititik
tinggi.
-
Garis tinggi dilukis sebaai garis lurus sedangkan seharusnya berbentuk
sesuai lengkung tinggi pada peta Mercator.
|
No.5.a).Yang dimaksud dengan Proyeksi Bumiawi adalah:
Titik potong dari garis yang menghubungkan titik
pusat bumi dengan titik pusat benda angkasa di permukaan bumi
.
Gambar
Proyeksi bumiawi



Gr
= Greenwich Meridian





K.I = Khatulistiwa Angkasa


P.B
= Proyeksi Bumiawi
Zawal Lintang
B.A p.b


![]() |



Bujur p.b


GHA B.A
No.5.b).
Zone Time = 11.56 9/5 Jaga Larut malam = 00 –04
= 02.00
∆ Zone =
03.00 +
2
GMT = 14.56 10/5 ∆ Zone = bujur duga = 040° 29’
= 02.41,6 dibulatkan -
15 15 03.00
LHA = 650° 50,7’
P = 720° - 650° 50,7’
= 69° 9,3’ T
Log.Cos
L = 9,95925
Li = 24° 26’
U
Log
Cos.Z = 9,98490
Zaw = 15° 01.2’ U
Log
Sin.P = 9,80899 + Cos(l-Z) = 09° 24,8’
Log Term
II = 29,75314
Term I = 0,98653
Term II = 0,56642 Term II = 0,56642
-
Sin TH = 0,42011
TH = 24° 50,5’
T.U = 25° 31,0’ A =
0,17
k.i = (-)
1,5’ B =
0,29
k.t.m =
(-) 8,7’ C =
0,12 (Lancip)
T.S = 25°
50,5’
T = U 084° T
T.H = 24°
50,5’ -
P = (+)
30,3

Agt.1
HS = 073°



K (kapal)
![]() |
![]() |
||

p (+) 30,3’
agt.1









![]() |
0 1 2
3 4 5
6 7 8
LEMBAR UKP
II
Z Tata koordinat Horizon



Angkasa menggunakan bidang
Horizontal sebagai bidang Dasarnya Unsur
dalam Tata koordinat Horizon yaitu:










Titik
N = Titik Nadir Titik S = Titik
selatan
N ∩ Z – N = Sebagian
lingkaran Benda Angkasa
* P = Posisi bintang P ∩ P – R = Tinggi Benda angkasa.
titik R = Titik Proyeksi B.a di horizon.
∩ SBUTS = Lingkaran Horizon
∩ SZUNS = Lingkaran Meridian Benda Angkasa
#
Tinggi Bintang (*) atau Benda Angkasa dihitung dari posisi bintang tersebut
sampai ke Horizon mengikuti-
lingkaran Vertikal
daripada Bintang yang bersangkutan.
# Azimuth
Bintang atau Benda Angkasa dihitung mengikuti lingkaran horizon mulai dari
titik utara atau
Selatan dalam
arah Clockwise sampai pada titik proyeksi bintang tersebut
Cara menentukan tinggi suatu bintang dan
azimuth suatu bintang pd tata koordinat horizon :
-
Tinggi
dari pada sebuah bintang dihitung mengikuti lingkaran vertical dari pada
bintang yang
bersangkutan,mulai
dari horizon sampai pada bintang tersebut.
-
Azimuth
dari pada sebuah bintang dihitung mengikuti
lingkaran horizon mulai dari titik selatan,dalam Arah clockwise,sampai
pd ttk proyeksi dihorizon daripada bintang tersebut.
|
.

A Gambar dan keterangan tentang Ikhtisar
perbaikan T.U benda Angkasa:














b.a
yg sebenarnya. Keterangan gambar


1. lengkung sinar astronomi(lsa) nilai (-)
Horison penilik
2. Penundukan tepi langit maya PTLM (-)
3. Parallak dalam tinggi nilainya (+)
4.
½ garis tinggi matahari dan bulan
Tepi langit maya a) pada
pengukuran tepi bawah
matahari dan bulan
matahari dan bulan ½ gt di Tambah (+)
Tepi langit sejati
b) pada pengukuran tepi atas matahari
dan
bulan ½ gt di kurang (- )
c)
pengukuran bintang dan planet
½ gt di abaikan
2.b. Yang di maksud dengan paralax tinggi
adalah sudut yang menggambarkan jari- jari bumi di tempat
penilik, yang terlihat dari
benda angkasa yang benda angkasa yang berada di atas cakrawala
setempat ( tinggi benda
angkasa > 0° )






Pt = Po . Cos. Ti
atau Pt = 8”, 80 Cos. t
![]() |
![]() |
Dalam perbaikan
tinggi ukur matahari di tuliskan koreksi ½ gt , karena kita melakukan
penilikan matahari bukan dari titik pusat matahari, melainkan dari posisi
tepi atas atau bawah dari matahari tersebut.
@ Jadi masih perlu di koreksi dengan
menambahkan (+) jika
pengambilan tinggi ukur Matahari tepi
bawah.
@ Dan Mengurangkannya (-) jika pengambilan
tinggi ukur matahari
tepi atas.
|
3 A). 3 keadaan
sehubungan dengan letak titik tinggi terhadap tempat duga
- Tempat duga terletak diluar
jajar tinggi.

P Arah GH searah dengan
Azimuth benda angkasa
GS > HS

Tinggi sejati > Tinggio hitung
, maka
TS – TH = P (+) (P = Beda tinggi
+ )

-
Tempat
duga terletak didalam jajar tinggi
P arah
GH Berlawanan dengan arah azimuth benda angkasa

TS <TH,maka TS – TH = p ( - ) Negatip


-
Tempat Duga berhimpit dengan jajar tinggi



GS – HS = 0
TS = TH
TS =TH = 0 p = 0
G=H
S
3.B. Diketahui
posisi duga kapal : 12° 10’ U / 112° 15’ T mengadakan pengamatan 3 bintang
dengan hasil :
* Capella 02. 28 GMT Azimuth
U 205° T p: (+ )3'
* Elnath 02. 30 GMT Azimuth
S 030° T p: (+)2'
* Avior
02. 33 GMT Azimuth
U 110° T p: (-) 2'
Haluan sejati kapal = 040º kecepatan
kapal =10 knot
Tentukan posisi kapal pada penilikan ke
tiga ?



Sel Bar II – Sel Bar III =


60’ Agt 3

P (-) 2’









Δ Li = 4,6’
Agt 2
![]() |

P(+)3’ 0,5’
*Avior 110º
P(+)2’
![]() |
Agt 2’ Kapal
![]() |

Agt 3
12º

TD = 12º 10’ U – 112º
15’ T
Δli = 4,6’S
- Δ bu 4,3’ B
Pos kpl = 12º 05,4’U- 112º 10,7’T
Langkah-langkah yang dilakukan apabila saat
penilikan matahari terjadi keadaan khusus dimana lintang
dan zawal senama :
-
Untuk
mencari LTH yang tepat perlu dilakukan beberapa kali observasi (3x) sebelum
dan (3x) sesudah
MERR-PASS oleh beberapa mualim.
-
Setelah
dilakukan observasi-observasi tersebut harus dilakukan langkah –langkah sbb :
·
Catat
waktu dan tinggi ukurnya untuk mendapatkan GHA O ,zawal dan ts O
·
Lukis
zawal matahari sebagai lintang proyeksi bumiawi di peta.
·
Lukis
posisi bujur dari ke-6 observasi tersebut.dengan data GHA O
dari tiap-tiap penilikan.
·
Jangkakan
dari 6 titik posisi (GHA O) menjadi titik pusat lingkaran dengan jari- jari =
90°-ts.
·
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
Zawal
![]() |
4.b.
Bintang-bintang yang berembang pada saat jaga larut malam tanggal
03-Desember pada posisi bujur
penilik
=084 17’,0 T waktu dikapal GMT + 6 jam:

Zone Time = 06.00 06.00
GMT = 18.00 22.00 02/12
GHA ﻻ
(Aries) = 341° 35,3’ 41° 45,1’
Bujur penilik = 084° 17,0’ 084° 17,0’
LHAﻻ (Aries) = 65° 52,3’ 126° 02,1’
LHA
* = 360° 360°
LHA ﻻ (Aries) =
065° 52,3’(-)
126° 02,1’(-)

Dari tabel SELECTED STAR di Almanak Nautika
berdasarkan perhitungan bintang-bintang yang
Mempunyai SHA* antara 29°4 07,7’ s/d 233°
57,9’ adalah bintang ALDEBARAN(10)
s/d AVIOR(22)
5.A Yang dimaksud
dengan :
-
Lingkaran
Deklinasi adalah setiap lingkaran besar yang mengandung sumbu langit
-
sebagai
garis tengahnya.atau berkedudukan tegak lurus
terhadap garis Equator Langit.
-
Lengkung
Tinggi adalah Gambaran jajar tinggi pada peta lintang bertumbuh.
-
Titik
Tinggi adalah Titik potong (yang terdekat dengan tempat duga) anara jajar
tinggi dengan
lingkaran besar yang melalui tempat duga dan proyeksi bumiawi b.a.
- Titik Lintang adalah Titik
potong (yang terdekat dengan tempat duga)antara jajar tinggi dengan Derajah
(Meridian)yang melalui tempat duga.
B).
Zone Time = 20.15 11/9 PPW = 10.08.42
Δ Zone = 07 +
Duduk = 05.33.31 +
GMT = 27.15 GMT
dekat = 03.42.13 12/9
= 03..15 12/9 Lalu 51 x (+) 4”” = (+) 08,5
24 GMT
sjt = 03.42.21,5 → 22” 12/9
GHAﻻ (Aries) = 36° 08,’1
Increment = 10° 37,’1
Bjr barat (-) = 110° 37,’0 Hal Pedoman = 168°
LHAﻻ (Aries) = 296° 8,’2 Sembir
Ped Std = 12,8° (-)
Hal.Sejati = 180,8°
T.U * = 21° 26’ Hal Ped Kem =
170° (-)
K.I = (-)
2,’0
Sembir Ped Kmd = 10,8°
KTM = (-)
9,’6 Variasi = 15° (-)
Tinggi Sjt * = 21° 14,’4 Deviasi
Ped Kmd = (-) 4,2° B
a.0 = 01° 07,’4
a 1
= 0,’4
a. 2 = 0,’9
(-) = 01° +
Lintang Polaris = 21° 23,’1

Bar.Pedoman = 348° (-)
Sembir Ped = 12,8°
Variasi = 15° (-)
Dev Ped Std = (-) 2,2 °
B
ASTRONOMI
MENCARI WAKTU
BINTANG - BINTANG MUNCUL DAN TENGGELAM
Sunset – Civil – Nautical = di
interpolasikan baru dicari rata-rata
Contoh
Sunset Sivil Nautical Misalnya bintang 5*
0* - 18.20 1830 1900 ] Dicari selisi kemudian
10* - 18.35 1840 1920 ] interpolasi .
MENGHITUNG BINTANG DENGAN
MENGGUNAKAN Ho 249
Melalui Interplasi Sunset – Sivil –
Nautical kemudian +/- bujur dalam waktu
Contoh
5* Sunset - Sivil - Nautical
BJ B/W - - -
--------------------------------------------------------------------------- 2
GMT - - - Dicari rata ----------------------- ---------------------------
+ +
---------------------------
+ ------à dibagi
2 = GMT
GMT + Local time = Waktu bintang muncul dengan GMT lihat almanak nautical.
GHA =
INCR = +
BJ = +/-
-----------------------------------------
LHA = ----à lihat tabel Ho 249 bintang bintang yang akan muncul
Perhitungannya
GHA =
INCR =
BJ = + Bujur
untuk mendapatkan
-----------------------------------
LHA = LHA
yang bulat .
Melalui LHA
lihat kembali ke Ho 249 Bintang – Bintang yang telah muncul tinggi ukur dengan Azimut .
Kemudian
menghitung tinggi sejati.
TU =
KTU = +/-
KTGL = +/-
-------------------------------------
TS =
TU = -
-------------------------------------
P ( Jarak ) =
Skema untuk air navigation table
GHA =
INCR =
GHA =
Bujur = (
Harus dibulatkan )
LHA =
TU =
TS ( Ho )
TH ( HC )
Catatan
TH ( HC )
Lebih besar dari pada TS ( Ho ) berarti away ( - )
Skema untuk
perhitungan bulan .
Untuk
pengambilam bulan tepi atas harus dikurangi
30 menit.
GHA bulan Decl TU
Corr
V Corr
D KTM
GHA bulan Decl Corr tinggi
Bujur LAT Cor H
P
LHA bulan L +/- Z TC bulan
P bulan
Planet –
planet yang dipakai untuk navigasi hanya ada 4 planet .
Venus , Mars , Jupiter , Saturnus .
Mars adalah
baringan selatan dan hanya terbit di waktu pagi sekitar jam 06,11
Cara interpolasi :
Contoh :
[ 0* ]> 1
[ ]
2
< [ 5*]
x selisih 3
=
[
[ 10*
1
---- =
3 kemudian hasilnya ditambah
dengan 0*
2
Skema untuk
perhitungan planet .
GMT =
GHA = DECL =
INCR = D
COR =
V Corr = DECL =
GHA =
LONG = TU =
LHA = K
TU =
TS =
Menghitung
waktu pengambilan bintang .
Twilight Civil =
Sunset /
Sunrise = +
----------------------------------
BDW =
----------------------------------- GMT =
Lokal time = +
-----------------------------------
Waktu pengambilan =
Error (
mencari deviasi pedoman )
PPW =
DDk = +
-----------------------------------
GMT =
GHA =
INCR =
BJR =
-----------------------------------
LHA =
P =
A =
B =
-----------------------------------
C =
AZ =
STD
Kompas =
NOON
POSITION .
Merr Pass =
BT/ BB / D / W =
GMT =
------------------------------- RUMUS = Z
- N .
Berembang =
Zawal ( Decl ) =
D Corr =
-------------------------------
Zawal =
TU =
KTU =
-------------------------------
TS =
90* -
--------------------------------
N =
RUMUS SIN
TH DENGAN MEMAKAI KALKULATOR .
Sin TH = Cos P x
Cos L x
Cos Z +/-
Sin L x
Sin Z
= INV
. Sin INV *** =
Hasil .
RUMUS TITIK
BUJUR MATAHARI .
Nilai cosin L +/-
Z = ] Daftar 8
Nilai Sin
TH = - ]
----------------------------------------------------
Log Y (
Daftar 10 ) =
Log Y = ]
Log Sec L = ]
Log Sec 2 = ]
---------------------------------------------------
> Daftar 8
Log Sin V P = ]
P O = ]
GHA =
INCR = + ]
---------------------------------------------------- ]
360*
- > Sesudah berembang
P O + ]
---------------------------------------------------- ]
Hasil ]
P
O -------------------à ( 360* - P
O )
360* - ]
---------------------------------------------------- > Sebelum
berembang .
GHA - ]
---------------------------------------------------
Hasil
RUMUS TITIK
BUJUR DENGAN MEMAKAI KALKULATOR .
Cos PO = 1
- [ Cos ( L +/- Z ) – Sin TH ] Sec L x Sec Z
x TH Sin
+/- +
L + Z
Cos 1/x =
x L Cos
1/x x Z
Cos =
+/- +
1 = INV
Cos ......” PO
> 360 = B
< 360 = T
CONTOH MENENTUKAN POSISI DENGAN
TINGGI GUNUNG .
Apabila tinggi benda semua nampat di cakrawala .
Contoh : Tinggi benda = 183 MTR
Tinggi ukur = 0.481
Jawabnya :
Log 183 =
2.26245 Daftar
10
Log Cotg 0.481 = 1.85510 Daftar 8
--------------------------------------------------
Log AB = 4.11755
AB = 13109 Daftar
10
Jadi
jawab AB = 13109
---------------- = 7,1 Mil.
1852
RUMUS JARAK
NAMPAK SUAR .
d =
2. 08 ( akar H
+ akar h ) Dalam meter
d = 8 / 7 (
akar H
+ akar h ) Dalam Feet
Akar H = Tinggi sebuah suar
Akar h = Tinggi anjungan kapal
Akar = Suar
Contoh :
Tinggi
suar 49 M . Jarak nampak maximum suar dari anjungan kapal yang tingginya 9 M.
Berapa jarak dari kapal ke suar tersebut
?
Jawab
:
d = 2,08 ( akar 49
+ akar 9 )
= 2,08 (
akar 7 + akar 3 ) =
20,8 Mil .
No comments:
Post a Comment